Turut mendampingi Plt. Sekretaris Daerah, Asisten I, serta Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara dan dewan juri Renta Silalahi, Julia Manik, dan Rumondang Naiborhu yang merupakan dosen dari Institut Teknologi Del dengan kualifikasi di bidang bahasa dan komunikasi.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta yang sangat tinggi, di mana tercatat sebanyak 240 video pidato yang masuk dari berbagai jenjang pendidikan. “Banyak video yang bagus, namun hanya peserta yang memenuhi persyaratan yang bisa melaju ke babak final. Dari hasil penilaian, kini hadir 18 finalis yang terdiri dari 6 peserta SD, 6 SMP, dan 6 SMA,” ujar Wakil Bupati.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan alasan pentingnya kompetisi ini sebagai bagian dari program unggulan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, yaitu SAITAPAIAS (Siswa Siswi Tapanuli Utara Peduli Kebersihan Lingkungan dan Sekolah) serta TAPAMAJU (Tapanuli Utara Maretong, Manjaha, Martorsa – berhitung, membaca, dan bercerita).

“Martorsa adalah kemampuan bercerita. Bercerita tentang apa yang anda pikirkan, yang anda ketahui, dan yang anda rasakan. Harapannya anak-anak kita bisa melatih keterampilan ini agar mampu menceritakan pandangannya dengan baik, termasuk menceritakan Tapanuli Utara ke luar. Kita ingin siswa-siswi Taput bisa bercerita dengan jujur, menyampaikan fakta, bukan sekadar menghafal,” tegasnya.

Wakil Bupati menambahkan, kemampuan bercerita menjadi salah satu kunci kemajuan bangsa. “Banyak negara seperti India, Pakistan, dan Bangladesh yang lebih maju karena masyarakatnya mampu bercerita dengan baik. Kita berharap anak-anak Taput juga bisa mengembangkan potensi yang sama,” tambahnya.

Dengan ditandai sambutan dan pernyataan resmi, Babak Final Word Alive: Story Telling and Speech Contest Tahun 2025 dinyatakan dibuka. Penilaian akhir dilakukan secara independen oleh tiga dewan juri dari Institut Teknologi Del dengan tetap menjunjung tinggi objektivitas.